DREAM AND DREAMER
If
you can dream, you can do it!
-Walt
Disney-
“MIMPI” . Satu kata berjuta makna.
Selaras asa sepenuh jiwa. Semakin pudar dimakan waktu. Semakin tinggi tingkat
realitas. Ya ! realitas. Semua harus sesuai realitas. Apa kau masih ingat ?
ketika dengan riangnya kau acungkan tanganmu dan berkata bahwa saya ingin
menjadi dokter, saya ingin menjadi polisi, saya ingin menjadi presiden. Kau
acungkan tanganmu tanpa berpikir apapun tentangnya. Begitulah ketika mata
harapan polosmu berkata. Waktu itu kau begitu mungil, ceria, dan terlalu
bersemangat akan mimpi. Begitulah, ketika kau masih SD semua mimpimu kau
ungkapkan dengan anggapan saya ingin menjadi ini karena ayah saya berprofesi
yang sama atau kau terpengaruh iklan-iklan, berita, dan apapun profesi yang kau
lihat kelak ketika kau sudah dewasa ingin menjadi sepertinya.
Bermimpi itu memang gratis bung!
Kau dapat bermimpi sebanyak-banyaknya. Dari mimpi itu juga kau dapat
terinspirasi. Saya ingat ketika kecil dulu tepatnya ketika masih SD, betapa
naifnya saya tidak punya mimpi. Tidak pernah terpikirkan bahwa sudah besar
nanti saya mau jadi apa ya?. Tetapi ketika saya naik ke tingkat SMP, persepsi
itu mulai saya hilangkan. Di tingkat ini, saya mulai berpikir “wah kalau saya
nanti jadi wartawan seneng juga ya! Bisa terkenal nih keseringan muncul di TV”.
Setidaknya ketika awal masa remaja, saya mulai mengenal apa itu mimpi.
Sejatinya di awal masa remaja ini memang
seharusnya sudah mengenal apa itu mimpi. Kerena ini merupakan landasan awal
“pembentukan” mimpi.
Setelah lulus SMP, saya semakin
tertarik akan namanya mimpi. Maka untuk mewujudkan mimpi, saya bertekad dengan
sungguh-sungguh untuk melanjutkan ke tingkat SMA. Dengan semangat yang membara,
saya katakan pada dunia bahwa saya akan berjuang menggapai mimpi. Mimpi seperti
yang tidak saya kenal ketika SD dan mulai saya ukir ketika akhir SMP. Seperti
yang tadi saya ungkapkan, semakin bertambah umur, maka tingkat realitas semakin
tinggi. Kini, saya tak dapat berkata sepolos anak SD dan mengacungkan tangan
bahwa saya ingin menjadi ini, saya ingin menjadi itu. Semua yang dimimpikan
harus ada perhitungan. Dengan artian ada perjuangan didalamnya. Nah, masa SMA
ini sangat sakral akan mimpi. Bahkan pada masa ini usiamu ‘nyaris’ dewasa.
Misal, pada masa ini ada sebagian yang berkata “minat saya di matematika, dan
bakat saya juga ada di bidang ini, sepertinya saya cocok menjadi orang-orangan
matematika nih”. Memang, di SMA itu ajangnya mencari tau ‘saya ini siapa? Kira2
minat dan bakat saya di bidang apa ya? Kalau minat dan bakat saya di bidang itu
kira-kira nanti kuliah ngambil jurusan apa ya?’. Jujur, di masa ini memang
paling rumit karena adanya transisi dari remaja menjadi dewasa. Bukan hanya
semangat saja yang semakin tinggi, tetapi mindset pun berubah menjadi lebih
‘kaya’. Sehingga pencapaian akan mimpi pun semakin getir dan beragam. Dan
pastinya semakin realistis.
Sebenarnya tulisan ini saya buat
untuk teman-teman saya *khususnya saya sendiri* yang sedang sama-sama berjuang
menggapai mimpi. Selangkah lagi kau gapai mimpi mu, gerbang kedewasaan telah
terbuka. Apapun usaha yang kau lakukan dengan tetap berdo’a kepada Allah SWT,
percayalah mimpi itu akan kau gapai. SELAMAT BERJUANG PARA PEMIMPI!
Komentar
Posting Komentar