Jangan diskriminatif dong!

Pada hakikatnya, peran sekolah yaitu untuk merubah tingkah laku peserta didik ke arah yang lebih baik. Salah satunya dengan membantu menemukan serta mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki masing-masing peserta didik. Mungkin ini yang menjadi tantangan setiap sekolah. Karena potensi masing-masing peserta didik bersifat heterogen. Sekolah harus mampu menyesuaikan dengan potensi yang berbeda-beda itu. Misalnya ada anak yang senang dengan angka, gambar, musik, dan lain-lain.
Sebagai seorang yang terlibat dalam pendidikan, saya selaku pelajar merasakan banyak keganjilan yang saya dapat. Terkadang pihak sekolah melakukan sesuatu berdasarkan satu pihak. Hal ini menyebabkan kurangnya komunikasi antara guru dan siswa. Sikap keterbukaan antara guru dan siswa sangat dibutuhkan untuk menunjang profesionalitas sekolah. Baik buruknya sekolah biasanya diukur oleh banyak tidaknya siswa yang berhasil dari segi akademik maupun non akademik. Tetapi yang saya maksud dari keterbukaan itu haruslah bersifat merata. Dengan kata lain, baik itu siswa berprestasi maupun tidak tetap sekolah harus ikut ‘turun’ dalam membantu siswa menemukan potensinya.
Tetapi tanpa disadari, kemungkinan ada pihak sekolah yang berlaku tidak adil. Terkadang  ada yang sangat memprioritaskan kepada siswa-siswa yang berprestasi. Ada sebuah perkataan yang menyatakan “yang pintar makin pintar, yang bodoh makin bodoh”. Jika ini terus dilakukan, maka sekolah tidak sepenuhnya menjalankan perannya. Semua siswa mempunyai hak untuk diperhatikan, baik itu siswa berprestasi ataupun tidak.

Saya pikir, seharusnya sekolah melakukan program agar hubungan antara guru dan siswa sedemikian kuatnya. Terkhusus kepada wali kelas ataupun guru BK yang harus memperhatikan secara lebih kepada masing-masing siswa. Dengan begitu, potensi masing-masing siswa dapat berkembang sacara maksimal.

Komentar

Postingan Populer